Yang di maksut ayam peliharaan atau (Gallus gallus domesticus) Adalah unggas yang biasa di pelihara manusia guna untuk di manfaatkan buat keperluan hidup, Ayam peliharaan merupakan keturunan lansung dari salah satu Subspesiaes ayam hutan yang di kenal sebagai ayam hutan merah atau ayam bangkiwa (bankiva fowi) Kawin saling santarras ayam telah menghasilkan ratusan Galur unggul atau galur murni dengan Bermacam-macam fungsi, Yang paling umum adalah Ayam potong, (Untuk dipotong) Dan ayam petelur, Untuk (Diambil telurnya) Ayam biasa dapat juga di kawin silang dengan kerabat dekatnya, (Ayam hutan hijau) Yang menghasilkan hibrida mandul yang yang jantanya di kenal sebagai ayam Bekisar.
Dengan populasi lebih dari 24 miliar pada tahun 2003, (Firefly's Bird Encyclopaedia) Menyatakan Ada lebih banyak ayam di dunia ini dari pada Burung-burung lainya. Ayam memasok 2 sumber protein dalam Pangan adalah : Daging Ayam Dan Telurnya Ayam. Ayam peliharaan berasal dari domestik ayam hutan merah, Atau ayam (bangkiwa Gallus gallus) yang hidup di india. Namun demikian pengujian molekular menunjukkan kemungkinan sumbangan plasma nutfah dari G. Sonneratii karena ayam hutan merah tidak memiliki sifat kulit warna kuning yang menjadi salah satu Ciri-ciri ayam peliharaan.
Ayam menunjukkan perbedaan morfologi diantara kedua tipe kelamin, (dimorfisme sesual) Dan ayam jantan (Jago rooster) lebih etraktif, dan berukuran lebih besar. Dan bulu ekor panjang menjuntai. Ayam betina (babon hen) relatif kecil, dan berukuran kecil, dan jalu endek atau nyaris tidak kelihatan. Berjengger kecil, dan bulu ekornya pendek, Perkelaminan ini diatur oleh sistem hormon. Jika terjadi gangguan pada fungsi fisiologi tubuhnya, Ayam betina bisa berganti kelamin menjadi jantan karena ayam dewasa masih memiliki ovotestis yang dorman dan Sewaktu-waktu bisa aktif.
Sebagai hewan peliharaan ayam mampu mengikuti kemana saja manusia membawanya. Hewan ini sangat adaptif dan dapat di katakan bisa hidup di sembarang tempat, Asal tersedia makanan untuknya. Karena kebanyakan ayam peliharaan sudah kehilangan kemampuan terbang yang bagus dan baik. Dan ayam lebih banyak menghabiskan waktunya di tanah atau dan Terkdang di pohon. Dan Terkadang Anak-anak ayam di mangsa oleh unggas pemangsa seperti burung elang.
1. Sejarah Singkat
Ayam petelur, adalah Ayam-ayam betina dewasa yang di pelihara khusus untuk diambil Telur-telurnya. Asal mula ayam unggas adalah berasal dari ayam dan itik liar yang di tangkap dan di pelihara serta dapat bertelur cukup banyak. Dari tahun ke tahun ayam hutan dari wilayah dunia di seleksi secara ketat oleh para pakar ayam. Dan arah seleksi di tujukan kepada produksi yang banyak. Karena ayam hutan tadi dapat di ambil telur dan dagingnya, maka arah dari produki yang banyak dalam seleksi tadi mulai Spesifik. Ayam yang terseleksi untuk tujuan produksi daging di kenal dengan ayam broiler. Sedangkan untuk produksi telur di kenal sebagai ayam petelur. Selain dari itu seleksi juga di arahkan pda warna kulit telur hingga kemudian di kenal sebagai ayam petelur putih dan ayam petelur coklat. Persilangan dan seleksi itu di lakukan dengan cukup lama sehingga menghasilkan aym petelur seperti yang telah ada saat sekarang ini. Di dalam setiap kali persilangan Sifat-sifat jelek di buang dan sifat baik di pertahankan, Terus di murnikan. Inilah yang kemudian di kenal dengan ayam petelur Unggul.
Menginjak awal tehun 1900-an Ayam-ayam liar tersebut tetap pada tempatnya akrab dengan pola kehidupan masyarakat di pedesaan. Lalu memasuki periode pada tahun 1940-an Orang-orang mulai mengenal ayam lain selain dari ayam liar tersebut. Dan orang mulai membedakan antara ayam orang belanda (Pada masa itu belanda menjajah indonesia) dengan ayam liar di indonesia. Ayam liar ini kemudian di namakan ayam lokal yang kemudian di sebut ayam kampung, Karena keberadaan ayam itu memang berada di pedesaan. Sementara ayam belanda di sebut dengan ayam luar negri yang kemudian lebih akrab dengan sebutan ayam negeri, (Dikala itu masih merupakan ayam negeri galur murni) Dan ayam semacam ini masih bisa di jumpai di tahun 1950-an yang di pelihara oleh beberapa orang penggemar Ayam. Pada saat itu Sifat-sifat ayam di anggap seperti ayam kampung saja, Apabila telurnya enak di makan, Maka dagingnya juga enak di makan. Namun pendapat itu ternyata tidaklah benar, Ayam negeri/Ayam ras ini ternyata bertelur bnayak tetapi dagingnya tidak enak atau kurang manis dagingnya.
White leghorn yang khusus dan pada umumnya setelah habis masa produktifnya, Antipati orang terhadap daging ayam ras ini cukup lama, Hingga menjelang akhir priode 1990-an. Pada ketika itu mulai merebak peternakan ayam broiler yang memang khusus untuk daging. sementara ayam petelur dwiguna/ayam petelur cokelat mulai pula menjamur. di sinilah masyarakat mulai sadar bahwa ayam ras mempunyai klasifikasi sebagai petelur handal dan pedaging yang enak. Lalu mulailah terjadi pula persaingan tajam antara telur dan daging ayam ras, Dengan telur dan daging ayam kampung. Sementara itu telur ayam ras cokelat mulai di atas angin, sedangkan telur ayam kampung mulai terpuruk pada penggunaan resep makanan tradisional saja. Persaingan inilah menandakan maraknya peternakan ayam petelur.
Ayam kampung memang bertelur dan dagingnya memang bertelur dagingnya dapat di makan juga. Tetapi tidak dapat diklafikasikan sebagai ayam dwiguna secara komersial unggul. Sebabnya, dasar genetis antara ayam kampung dan ayam ras petelur dwiguna terebut Sangat berbeda jauh sekali, Ayam kampung dengan kemampuan adaptasi yang luarbiasa baiknya. Sehingga ayam kampung dapat menggantisipasi perubahan iklim dengan dengan baik di bandingkan ayam ras, Hanya kemampuan genetisnya yang membedakan produksi kedua Ayam-ayam ini. Walaupun ayam ras tersebut juga berasal dari ayam liar di Asia dan Afrika.
2. Sentra Perikanan
Ayam telah di kembangkan sangat pesat di setiap negara, sentra peternakan ayam petelur telah di jumpai di seluruh pelosok indonesia, Terutama di pulau jawa dan sumatra, Tetapi peternakan ayam telah menyebar di asia dan afrika serta sebagian dari eropa.
3. Jenis Jenis ayam petelur terbagi menjadi 2 tipe :
1. Tipe ayam petelur ringan
Tpie ayam ini di sebut dengan ayam petelur putih, Ayam petelur ringan ini mempunyai badan yang ramping/kurus, mungil dan kecil. Dan matanya bersinar. Bulunya berwarna putih bersih, dan berjengger merah. Ayam ini berasal dari galur murci white leghorn, Ayam galur ini sangat sulit di cari, Tetapi ayam petelur ringan komersial banyak di jual di indonesia dengan berbagai nama. Di setiap pembibit ayam petelur di indonesia pasti pasti memiliki dan menjual ayam petelur ringan (Petelur putih) komersial ini. Ayam ini mampu bertelur lebih dari 260 telur pertahun, produksi henhouse. Sebagai petelur Ayam tipe seperti ini memang khusus untuk bertelur saja, Sehingga semua kemampuan dirinya di arahkan kepada kemampuan bertelur saja. Karena dagingnya hanya sefikit, Ayam petelur ringan ini Sensitif terhadap cuaca panas dan keributan. Karena ayam ini mudah terkejut atau kaget dan apa bila ayam ini kaget produksinya akan cepat turun, Begitu juga apabila kepanasan.
2. Tipe ayam petelur Medium
Bobot tubuh ayam ini cukup berat, Meskipun itu beratnya masih berada di antara berat ayam petelur ringan juga ayam broler. Oleh karena itu ayam ini di sebut tipe ayam petelur medium. Tubuh ayam ini tidak lah kurus, Tetapi juga tidak terlihat gemuk. Telurnya cukup banyak dan juga dapat menghasilkan daging yang banyak. Tipe ayam ini di sebut juga dengan dwoguna. Karena warnanya cokelat. Maka ayam ini di sebut juga dengan petelur cokelat yang pada umumnya mempunyai warna bulu yang cokelat. Di pasaran Orang-orang mengatakan telur cokelat lebih di sukai dari pada telur yang berwarna putih. Kalau di lihat dari warna kulitnya memang lebih menarik yang cokelat dari pada yang putih. Tetapi dari segi gizi dan rasanya relatif sama saja. Nah, Satu hal yang berbeda adalah harga di pasaran, Harga telur cokelat lebih mahal dari pada telur putih, Hal ini di karenakan telur cokelat lebih berat dari pada telur yang putih. Dan produksi telur cokelat lebih sedikit dari pada telur putih. Selain dari itu daging dari ayam petelur medium akan lebih laris di jual sebagai ayam pedaging dengan rasa yang enak.
4. Manfaat
Ayam-ayam petelur unggul yang ada sangat baik di pakai sebagai plasma nutfah untuk menghasilakan bibit yang bermutu. Hasil kotoran dan limbah dari pemotongan ayam petelur merupakan penghasilan samping yang dapat di olah menjadi pupuk Kandang. Kompas atau sumber energi (biogas) sedangkan seperti usus dan jeroan ayam dapat di jadikan sebagai pakan ternak unggas setelah di keringkan. Selain dari itu ayam di manfaatkan juga dalam upacara keagamaan.
5. Persyaratan Lokasi
1. Lokasi yng jauh dri keramaian atau perumahan penduduk
2. Lokasi yang mudah di jangkau dari Pusat-pusat pemasaran
3. Lokasi yang terpilih dan yang bersifat menetap (Tidak Berpindah-pindah)
6. Pedoman Teknis Budidaya
1. Persiapan sarana dan peralatan
A. Kandang
Iklim yang cocok untuk beternak ayam petelur meliputi persyaratan temperatur berkisar antara (32,2-35 °C) Dan lelembaban berkisar antara (60-70%) Penerangan atau pemanasan kandang sesuai dengan aturan yang ada, Tata letak kandang agar mendapat sinar matahari pagi dan tidak melawan arah mata pada angin kencang serta sirkulasi udara yang cukup baik. Jangan membuat kandang dengan permukaan lahan yang berbukit karena menghalangi sirkulasi udara dan membahayakan aliran air permukaan bila turunya hujan. Sebaiknya kandang di bangun dengan sistem terbuka agar hembusan angin cukup memberikan kesegaran di dalam kandang. Dan untuk kontruksi kandang tidak harus dengan bahan yang harga mahal. Yang penting kuat, bersih dan tahan lama. Selanjutnya perlengkapan kandang hendaklah di sediakan selengkap mungkin seperti tempat pakan. Seperti tempat minum, Tempat air, Tempat ransum, Tempat Obat-obatan dan sistem alat Pemanasan dan penerangan.
1. Bentuk-bentuk kandang berdasarkan menjadi 2 sistem sebagai berikut di bawah ini :
A. Sistem kandang koloni : Satu kandang untuk banyak ayam, yang terdiri dari ribuan ekor ayam petelur.
B. Sistem kandang individual : Kandang ini lebih di kenal dengan sebutan cage, Ciri-ciri kandang ini adalah pengaruh individu di dalam kandang tersebut menjadi dominan karena satu kotak kandang untuk satu ekor. ayam. Kandang sistem ini banyak di gunakan dalam peternakan ayam petelur komersial.
2. Jenis-jenis kandang berdasarkan Lantainya dibagi menjadi 3 macam, Seperti berikut di bawah ini :
1. Kandang dengan lantai liter : Kandang ini di buat dengan lantai yang dilapisi dengan kulit padi.
Pesak/Sekam padi, Dan kandang ini pada umumnya di terapkan pada kandang sistem koloni.
2. Kandang dengan lantai kolong berlubang : Untuk sistem kandang ini terdiri dari batu atau kayu kosa dengan Lubang-lubang Diantaranya, Yang nantinya untuk membuang tinja ayam dan lansung pada tempat pembuangan.
3. Kandang dengan lantai campuran liter dengan kolong berlubang : Dengan perbandingan 40% luas lantai kandang untuk alas liter dan 60% luas lantai dengan kolong berlubang terdiri dari 30% di kanan, Dan 30% di kiri.
B. Peralatan
Peralatan ini terbagi menjadi 4, Sebagai berikut di bawah ini.
1. Alas lantai (Litter)
Alas lantai (Litter) Harus dalam keadaan kering, Maka tidak ada atap yang bocor dan air hujan tidak ada yang masuk walaupun angin kencang. Tebal litter setinggi 10 cm, Dan bahan liter di pakai campuran dari kulit Padi/Sekam dengan sedikit kapur dan pasir secukupnya. atau hasi serutan kayu dengna panjang antara 3-5 cm untuk mengganti kulit Padi/sekam.
2. Tempat bertelur
Penyediaan tempat bertelur, Agar mudah mengmabil telurnyadan kulit telur tidak menjadi kotor, bisa di buat kotak yang berukuran (30 x 35 x 45 cm) yang cukup untuk 4-5 ekor ayam. Dan kotak di letakkan di dinding kandang dengan lebih tinggi dengan 4 bertengger. Kemudian penempatanya agar mudah pengambilan telur dari luar, sehingga telur tidak pecah dan terinjak-injak serta di makan. Dasar tempat bertelur di buat miring dari kawat hingga telur lansung keluar sarang setelah bertelur dapat di buat lubang yang lebih besar dari besar telur pada dasar sarang.
3. Tempat bertengger
Tempat bertengger untuk tempat Istirahat atau tidur ayam, di buat dekat dinding dan di usahakan kotoran jatuh ke lantai yang mudah di bersihkan dari luar. Di buat tertutup agar terhindar dari angin dan letaknya lebih rendah dari tempat bertelur.
4. Tempat makan minum dan tempat grit
Tempat makan dan minum haruslah tersedia cukup, bahanya bisa dari bambu, almunium atau apa saja yang kuat asal tidak bocor dan berkarat.Untuk tempat grit, dengan kotak yang khusus.
2. Penyimpanan Bibit
1. Ayam petelur yang akan di pelihara haruslah memenuhi syarat antara lain sebagai berikut.
a. Ayam petelur harus sehat dan tidak cacat fisiknya
b. Pertumbuhan dan perkembangan normal
c. Ayam petelur berasal dari bibit yang diketahui keunggulanya
Ada beberapa pedoman teknis untuk memilih bibit/DOC (Day Old Chicken)/ Ayam umur sehari.
a. Anak ayam (DOC) berasal dari induk yang sehat
b. Bulu tampak halus dan penuh serta baik pertumbuhanya
c. Tidak terdapat kecacatan pada tubuhnya
d. Anak ayam mempunyai nafsu makan yang baik
e. Ukuran badan normal, Dan ukuran berat badan antara 35-40 gram
f. Tidak ada letakan tinja di duburnya
A. Pemilihan bibit dan caalon induk
Penyiapan bibit ayam petelur yang berkreteria baik dalam hal ini tergantung sebagai berikut di bawah ini.
1. Konversi Ransum
Konversi ransum merupakan perabandingan antara ransum yang di habiskan ayam dalam menghasilkan sejumlah telur. Keadaan ini sering di sebut dengan ransum per kiligram telur. Ayam yang baik akan makan sejumlah ransum dan menghasilkan telur yang lebih banyak dan lebih besar dari pada sejumlah ransum yang di makannya. Apabila ayam tersebut makan terlalu terlalu banyak dan bertelur sedikit, maka hal seperti ini merupakan cermin buruk pada ayam, Bila bibit ayam mempunyai konversi yang kecil maka bibit itu dapat di pilih. Nilai konversi ini di kemukakan berikut ini pada berbagai bibit ayam dan juga dapat diketahui dari lembaran daging yang sering di bagikan pembibit kepada peternak dalam setiap promosi penjualan bibit Ayamnya.
2. Produksi telur
Produksi telur sudah tentu menjadi perhatian, Dipilih bibit yang dapat memproduksi telur yang banyak, Tetapi konversi ransum tetap utama, sebab, Ayam yang produksi telurnya tinggi tetapi makanya juga banyak...! Tidak menguntungkan.
3. Prestasi bibit dilapangan/dipeternakan
Apabila kedua hal yang diatas telah baik maka kemampuan ayam untuk bertelur hanya dalam sebatas kemampuan bibit tersebut. Contoh prestasi beberapa jenis bibit ayam petelur dapat dilihat pada Data-data di bawah ini, - Babcock B-300 v : Berbulu putih, Type ringan, Produksi telur (hen house) 270, ransum 1,82 kg/dosin telur.
- Dexalb xl-link : Berbulu putih, type ringan, produksi telur (hen house) 255-280, ransum 1,8-2.0 kg/dosin telur.
- Hisex White : Berbulu putih, type ringan, produksi telur (hen house) 288, ransum 1,89 gram/dosin telur.
- H & W nick : Berbulu putih, type ringan, produsi telur (hen house) 272, ransum 1,7-1,9 kg/dosin telur.
- Hubbarb leghorn : Berbulu putih, type ringan, produksi telur (hen house) 260, ransum 1,8-1,86 kg/dosin telur.
- Ross White : Berbulu putih, type ringan, produsi telur (hen house) 275, ransum 1,9 kg/dosin telur.
- Shaver S 288 : Berbulu putih, type ringan, produksi telur (hen house) 280, ransum 1,7-1,9 kg/dosin telur.
- Babcock B 380 : Berbulu cokelat, type Dwiguna produksi telur (hen house) 260-275 ransum 2,9 kg/dosin telur.
- Hisex brown : Berbulu cokelat, type dwiguna, produksi telur (hen house) 272, ransum 1,98 kg/dosin telur.
- Hubbarb golden cornet : Berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur (hen house) 260, ransum 1,24-1,3 kg/dosin telur.
- Ross Brown : Berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur (hen house) 270, ransum 2,0 kg/dosin telur.
- Shaver star cross 579 : Berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur (hen house) 265, ransum 2,0-2,08 kg/dosin telur.
- Warren sex sal link : Berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur (hen house) 280, ransum 2,04 kg/dosin telur.
3. Pemeliharaan
1. Sanitasi dan tindakan Preventif
Kebersihan lingkungan kandang (Sanitasi) Pada areal peternakan merupakan usaha pencegahan penyakit yang paling mudah, Hanya di butuhkan tenaga yang ulet/terampil saja. Tindakan Preventif dengan dengan memberikan vaksin pada ternak dengan merek dan dosis sesuai catatan pada label yang dari poultry shoup.
2. Pemberian pakan
Untuk pemberian pakan ayam petelur ada 2 macam fase, yaitu fase starter (umur 0,4 minggu) Dan fase finisher (umur 4-6 minggu)
A. Kualitas dan kuantitas pakan fase starter adalah sebagai berikut ini.
1. Kwalitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 22-24%, Lemak 2,5%, Serat kasar 4% Kalsium (Ca) 1% Phospor (p) 0,7-0,9% ME 2800-3500 Kcal.
2. Kwantitas pakan terbagi/digolongan menjadi 4 golongkan Yaitu :
Minggu pertama, (Umur 1-7 hari) 17 gram/hari/ekor.
Minggu kedua, (Umur 8-14 hari) 43 gram/hari/ekor.
Minggu ketiga, (Umur 15-21 hari) 66 gram.hari/ekor.
Minggu ke empat, (Umur 22-29 hari) 91 gram/hari/ekor. Jadi jumlah pakan yang di butuhkan tiap ekor sampai pada umur 4 minggu sebesar 1.520 gram.
3. Kwalitas dan kwantitas pakan fase finisher adalah sebagai berikut di bawah ini.
- Kwalitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 18,1-21,2%, Lemak 2,5%, Serat kasar 4,5%, Dan Kalsium (Ca) 1% Phospor (P) 0,7-0,9% Dan Energi (ME) 2900-3400 Kcal.
- Kwantitas pakan terbagi/digolongkan dalam 4 golongan umur yaitu :
Minggu kelima (Umur 30-35 hari) 111 gram/hari/ekor.
Minggu ke enam (Umur 37-43 hari) 129 gram/hari/ekor.
Minggu ke tujuh (Umur 44-50 hari) 146 gram/hari/ekor.
Minggu ke delapan (Umur 51-57 hari) 161 gram/hari/ekor.Jadi jumlah total pakan per ekor pada umur 30-57 hari adalah 3.829 gram.
Dan pemberian minum di sesuaikan dengan umur ayam, Dalam hal ini di kelompokkan dalam 2 fase, Yaitu :
1. Fase starter (Umur 1-29 hari) Dan kebutuhan air minum terbagi lagi pada Masing-masing minggu Yaitu :
Minggu pertama : (1-7 hari) 1,8 liter/hari/100 ekor.
Minggu kedua : (8-14 hari) 3,1 liter/hari/100 ekor.
Minggu ketiga : (15-21 hari) 4,5 liter/hari/100 ekor.
Minggu keempat : (22-29 hari) 7,7 liter/hari/ekor.
Jadi, Jumlah air minum yang di butuhkan sampai umur 4 minggu adalah sebanyak (122,6 liter/100 ekor. Pemberian air minum pada hari pertama Hendaklah di beri tambahan gula dan obat anti stress kedalam air minumanya. Banyak gula yang di berikan, Adalah (50 gram/liter air).
2. Fase finisher (Umur 30-57 hari) Kelompok Masing-masing minggu yaitu :
Mimggu ke lima : (30-36 hari) 9,5 liter/hari/100 ekor.
Minggu ke enam : (37-43 hari) 10,9 liter/hari/100 ekor.
Minggu ke tujuh : (44-57 hari) 12,7 liter/hari/100 ekor
Minggu ke delapan : (51-57 hari) 14,1 liter/hari/ekor, Jadi total air minum (30-57 hari) Sebanyak (333,4) liter/hari/ekor.
3. Vaksinasi merupakan salah satu cara mengendalikan penyakit virus yang menular dengan cara menciptakan kekebalan tunuh. Pemberianya secara teratur sangat penting untuk mencegah penyakit. Dan Vaksin di bagi menjadi 2 macam Yaitu :
1. Vaksin aktif adalah vaksin yang mrngandung Virus hidup, Kekebalan yang di timbulkan lebih lama dari pada dengan vaksin inaktif/pasif.
2. Vaksin anaktif. Vaksin anaktif ini adalah, Vaksin yang mengandung virus yang telah di lemahkan atau telah di matikan tampa merubah struktur antigenic. Sehingga mampu membentuk zat kebal. Kekebalan yang di timbulkan lebih pendek, Dan keuntunganya di suntikkan kepada ayam yang di duga sakit.
Macam-macam Vaksin :
1. Vaksin NCD Virus lasota buatan Drh Kuryna.
2. Vaksin NCD Virus komarov buatan Drh Kuryna (Vaktif anaktif).
3. Vaksin NCD HB-1/Pestos.
4. Vaksin Cacar/pox, Virus Diftose.
5.Vaksin anti NCD Vaksin Lyomarex untuk Marek.
Persyaratan dalam Vaksinasi :
1. Ayam yang vaksinasi haruslah sehat.
2. Dosis dan kemasan vaksin harus tepat dan benar.
3. Sterilisasi Alat-alat.
Pemeliharaan Kandang :
Agar bangunan kandang bisa berguna secara efektif, Maka bangunan kandang perlu di pelihara secara baik, Yaitu kandang selalu di bersihkan dan di jaga atau di Cek apabila ada bagian kandang yang rusak supaya segera Di sulam dan di perbaiki kembali. Dengan demikian daya guna kandang bisa maksimal tampa mengurangi persyaratan kandang bagi ternak yang di budidaya/di pelihara.
7. Hama dan penyakit
1. Penyakit karena bakteri
A. Berak putih (pullorum) Menyerang ayam kampung dengan angka kematian yang sangat tinggi.
Penyebab : Salmonella pullorum, Pengendalian diobati dengan Antibiotika.
B. Foel typhoid : Sasaran yang sering terkena penyakit adlah ayam muda remaja dan dewasa.
Penyebab : Salmonella gallinarum. Gejala : Ayam-ayam mengeluarkan tinja yang berwarna hijau Kekuning-kuningan. Pengendalian : Dengan antibiotika/preparat sulfa.
C. Parathyphoid : Menyerang ayam di bawah umur satu bulan.
Penyebab : Bakteri dan genus Salmonella.
Pengendalian : Dengan prepatat sulfa/obat sejenisnya.
D. Kolera : Penyakit ini jarang menyerang anak ayam atau ayam remaja, Tetapi selain menyerang ayam menyerang kalkun dan burung merpati.
Penyebab : pasteurella multocida.
Gejala : Pada serangan yang serius pial ayam (Gelambir di bawah paruh) Akan membesar.
E. Pilek Ayam (Coryza) : Menyerang semua umur ayam dan yang pertama menyerang Anak ayam.
Penyebab : Makhluk intermediet antara virus dan bakteri.
Gejala : Ayam yang terserang akan menunjukkan Tanda-tanda seperti orang pilek.
Pengendalian : Bisa di sembuhkan dengan Antibiotika/preparat sulfa.
F. CRD : CRD Adalah penyakit pada ayam yang populer di indonesia, Menyerang aanak ayam dan ayam remaja.
Pengendalian : Di lakukan dengan antibiotika (Spiramisin dan Tilosin).
G. Infeksi synovitis : Penyakit ini sering menyerang ayam muda terutama ayam broiler dan kalkun.
Penyebab : Bakteri dari genus Mycoplasma.
Pengendalian : Dengan Antibiotika.
2. Penyakit karena Virus
A. Newcastle disease (ND)
ND Adalah penyakit oleh virus yang populer di peternak ayam di indonesia. Pada awalnya penyakit di temukan pada tahun 1926 di daerah priangan. Penemuan tersebut tidak tersebar luas di seluruh dunia/dunia peternakan ayam. kemudian di Eropa, Penyakit ini di temukan lagi dan di beritakan ke seluruh Dunia. Dan akhirnya penyakit ini di namakan Newcatle disease.
B. Infeksi bronchitis
Infeksi bronchitis ini menyerang semua umur ayam, Pada dewasa penyakit ini menurunkan produksi telur, Penyakit ini merupakan penyakit pernafasan yang serius untuk anak ayam juga ayam remaja. Tingkat kematian ayam dewasa adalah rendah, Tetapi pada anak ayam mencapai 40% bila menyerang ayam petelur menyebabkan telur jadi lembek. Dan kulit telur tidak normal, putih telur encer, dan kuning telur mudah Berpindah-pindah tempat (Kuning telur yang normal tepat pada Tengah telur) Tidak ada pengobatan untuk penyakit ini, Tetapi bisa di cegah dengan vaksinasi.
C. Infeksi laryngotracheitis
Infeksi laryngotracheitis Merupakan penyakit pernafasan yang serius terjadi pada unggas.
Penyebab : Virus yang diidentifikasikan dengan tarpeia avium, Virus ini di luar mudah di bunuh dengan desinfektan, Misalnya, Karbol.
Pengendalian :
a. Belum ada obat untuk mengatasi penyakit ini,
b. Pencegahan di lakukan dengan vaksinasi dan sanitasi yang ketat.
D. Cacar Ayam (Fowl pox)
Gejala : Tubuh ayam bagian jengger yang terserang akan Bercak-bercak cacar.
Penyebab : Virus Borreeliota avium.
Pengendalian : Dengan Vaksinasi.
E. Marek
Penyakit ini menjadi populer sejak tahun 1980-an Dan hingga kini menyerang Bangsa Unggas. Akibat seranganya menyebabkan kematian ayam sampai 50%.
Pengendalian : Dengan Vaksinasi.
F. Gumboro
Penyakit ini di temukan pada tahun 1962 oleh (Cosgrove) di daerah Delmarva Amerika serikat. Penyakit ini menyerang bursa frabisius, Khususnya menyerang Anak-anak ayam yang ber umur 3-6 Minggu.
3. Penyakit karena jamur dan Toksin
Penyakit ini karna ada jamur atau sejenisnya yang merusak makanan, Hasil perusakan ini mengeluarkan zat racun yang kemudian di makan ayam. ada pula pengolahan bahan yang menyebabkan asam amino berubah menkadi zat beracun. Berikut beberapa penyakit ini adalah :
A. Muntah darah hitam (Gizzerosin)
Ciri-ciri kerusakan total pada gizzard ayam.
Penyebab : Adalah racun dalam tepung ikan, Tetapi tidak semua tepung ikan menimbulkan penyakit ini. Timbulnya penyakit ini akibat pemanasan bahan makanan yang menguraikan asam amino hingga menjadi racun.
Pengendalian : Belum di temukan.
B. Racun dari bungkil kacang
Minyak yang tinggi dalam bungkil kelapa dan bungkil kacang, merangsang pertumbuhan jamur dari grup Aspergillus. Untuk menghindari keracunan bungkil kacang maka dalam rancung tidak di gunakan antioksidan atau bungkil kacang dan bungkil kelapa yang mengandung kadar lemak tinggi.
4. Penyakit karena parasit
A. Cacing
Karena penyakit cacing jarang di temukan di peternakan yang bersih dan terpelihara baik. Tetapi peternakan yang kotor banyak siput air dan minuman kotor maka bisa jadi ayam terserang cacingan. Ciri-ciri serangan cacingan adalah tubuhnya kurus, bulunya kusam, produksi telur merosot dan kurang aktif.
B. Kutu
Banyak menyerang ayam di peternkan Indonesia. Dari luar kutu tidak terlihat tapi bila bulu ayam di sibak akan terlihat kutunya. Tanda fisik ayam terserang, ayam akan gelisah. Kutu pada umumnya terdapat dalam kandang yang tidak terkena sinar matahari langsung, Maka sisi kandang diarahkan melintang dari timur ke barat. Dan penggunaan semprotan kutu sama dengan cara penyemprotan nyamuk. Penyemprotan ini tidak boleh mengenai tangan dan mata secara lansung, Penyemprotan di lakukan pada malam hari, Sehingga pelaksanaanya lebuh mudah karena Ayam-ayam tidak aktif.
5. Penyakit karena Protozoa
Penyakit ini berasal daro protozoa, (trichomoniasis, Hexamitiasis, Dan Blachead) Penyakit ini di masukkan ke golongan parasit, Tetapi sebenarnya berbeda. Penyakit ini jarang menyerang ayam lingkungan peternakan di jaga kebersihan dari alang-alang dan genangan air.
8. Panen
1. Hasil utama
Hasil utama budidaya ayam petelur adalah berupa telur yang di hasilkan ileh ayam. sebaiknya telur di panen 3 kali dalam sehari. Hal ini bertujuan agar kerusakan isi telur yang di sebabkan oleh virus, dapat terhindar dan terkurangi. Pengmabilan pertama pada pagi hari antara pukul 10.00-11.00. Dan pengambilan ke 2 pukul 13.00-14.00. Kemudian pengambilan ke 3 / Terakhir, sambil mengecek seluruh kandang di lakukan pada pukul 15.00-16.00.
2. Hasil tambahan
Hasil tamnahan yang dapat di nikmati dari hasil budidaya ayam petelur adalah, Daging dari ayam yang telah tua, (Afkir) Dan kotoran yang dapat di jual untuk di jadikan pupuk kandang.
3. Pengumpulan
Telur yang telah di hasilkan diambil dan di letakkan diatas egg tray (nampan telur). Dalam pengambilan dan pengumpulan telur. Petugas pengambil harus lansung memisahkan antara telur normal dan dengan yang abnormal. Telur normal adalah telur yang oval, Bersih dan berkulit mulus serta beratnya 57,6 gram dengan volume sebesar 63 cc. Dan telur yang abnormal, Misal telurnya kecil atau terlalu besar, Berkulit retak atau keriting dan berbentuk lonjong.
4. Pembersihan
Setelah telur di kumpulkan, Kemudian telur yang kotor karena terkena litter atau tinja ayam di bersihkan. Telur yang terkena litter bisa di bersihkan dengan amplas besi yang halus. Dan di cuci secara khusus atau dengan cairan pembersih. Seperti biasanya pembersihan di lakukan untuk telur tetas.
9. Analisis Ekonomi Budidaya
Analisis usaha budidaya : Perkiraan analisis budidaya ayam petelur buras (150 ekor) tahun 1998 di bintaro, jakarta.
Biaya produksi
Modal tetap (investasi)
Kandang dan atap-------------------------------Rp. 225.000,-Induk 150 ekor @ Rp17.500,-----------------Rp. 2.626.000,-
Jumlah biaya modal tetap----------------------------Rp. 2.850.000,-
Modal kerja/variabel
Pakan 90 gr x 150 x Rp. 1.210,-/kg x 30-------- Rp. 490.000,-
Penyusutan kandang (4tahun)-------------------- Rp. 4.700,-
Penyusutan induk (umur produktif 2 tahun)------- Rp. 109.375,-
Obat-obatan------------------------------------- Rp. 1.000,-
Resiko kematian 3% per tahun------------------- Rp. 6.565,-
Jumlah biaya modal kerja---------------------------- Rp. 611.640,-
Jumlah biaya produksi------------------------------- Rp. 611.640,-
Pendapatan
Telur 60 x Rp. 650,- x 30 ----------------------------Rp. 1.170.000,-
Ayam afkir 141 ekor x Rp. 10.000,------------------ Rp. 58.750,-
Jumlah pendapatan --------------------------------------- Rp. 1.228.750,-
Keuntungan
Rp. 1228.750,- – Rp. 611.640,- =--------------------- Rp. 617.110,-4)
Parameter kelayakan usaha
a. B/C ratio = 2,0
Keterangan :
Perhitungan biaya dan pendapatan dilakukan dalam 1 bulan
Harga-harga diperhitungkan pada bulan November 1998
Diperlukan luas tanah 40 m 2
2. Gambaran peluang Agribisnis
Kebutuhan telur dewasa ini dalam negri terus meningkat sejalan dengan peningkatan pola hidup manusia dalam meningkatkan kebutuhan akan protein hewani yang berasal dari telur, Selain dari itu adanya program pemerintah dalam meningkatkan gizi masyarakat, Terutama Untuk Anak-anak. Kebutuhan akan telur yang terus meningkat tidak di imbangi dengan produksi telur yang besar, Sehingga terjadilah kekurangan persediaan telur yang mengakibatkan harga telur melambung/mahal.Dengan melihat kondisi tersebut budidaya ayam petelur dapat memberikan keuntungan yang yang menjanjikan bila di kelola secara intensif dan terpadu.
Sekian terimakasih karena anda telah menyimak dan membaca artikel Tips Dan Teknik Budidaya Ayam Ras Petelur tersebut, Semoga banyak manfaatnya untuk anda tentunya pengunjung saya http://sabdaalamnusantara.blogspot.com/2013/05/tips-dan-teknik-budidaya-ayam-ras.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar