Tips Terbaik Budidaya Jahe
Sejarah Singkat : Jahe di perkirakan berasal dari India, Namun ada pula yang mempercayai jahe berasal dari Republik rakyat Cina Selatan. Kemudian dari india jahe jahe di bawa sebagai rempah perdagangan hingga Asia Tenggara. Tiongkok, Jepang, Hingga Ke Timur tengah. Kemudian pada zaman kolonialisme jahe yang dapat memberikan rasa hangat dan pedas pada makanan segera menjadi komoditas yang sangat populer di Eropa. Karena jahe hanya bisa bertahan hidup pada daerah tropis. Dan penanamanya hanya bisa di lakukan di daerah katulistiwa Seperti, Asia tenggara, Brazil dan Afrika. Dan saat ini Aquador dan brazil menjadi pemasok jahe terbesar di dunia pada saat ini.
Klasifikasi Tanaman Jahe
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisa : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Zingiber
Species : Zingiber officinale
Deskripsi Tanaman Jahe
Jahe merupakan tanaman yang berbatang semu, Tinggi 30 cm hingga 1 m. Rimpang apabila di potong berwarna kuning atau jingga, Daun berpasangan berbentuk pedang, Dan panjang 15-23 mm, Lebar 8-15 mm, Kemudian tangkai daun berbulu dengan panjang 2-4 mm. Dan bentuk lidah daun memanjang kurang lebih 7,5-10 mm Tetapi tidak berbulu, Dan seludang agak berbulu, Bunga berupa malai yang keluar di permukaan tanah, Yang berbentuk tongkat atau bulat telur yang sempit dengan panjang 2,75-3 kali lebarnya, Sangat tajam, Panjang malai 3,5-5 cm. Dan tangkai bunga hampir tidak berbulu dengan panjang 25 cm.
Rahis berbulu jarang, Terdapat sisik pada tangkai bunga yang berjumlah 5-7 buah atau helai. yang berbentuk lanset yang letaknya berdekatan atau rapat, Hampir tidak berbulu, Panjang sisik 3-5 cm. Dan daun pelindung berbentuk bundar telur terbalik, bundar pada ujungnya, Tidak berbulu yang berwarna hijau cerah, panjang 2,5 cm, dan lebar 1-1,75 cm. Mahkota bunga berbentuk tabung 2-2,5 cm, Helainya agag sempit berbentuk tajam yang berwarna kuning kehijauan, Panjang 1,5-2,5 mm, Dan lebar 3-3,5 mm, Bibir berwarna ungu, Gelap, Berbintik-bintik yang berwarna putih Kekuningan. Dan panjang 12-15 mm, Dan kepala sari berwarna ungu, kemudian panjangnya 9 mm, Lalu tangkai putik berjumlah 2 tangkai.
Jenis Tanaman Jahe
1. Jahe Gajah Atau Jahe Badak : Rimpangnya lebih besar Dan gemuk, Dan ruas rimpangnya lebih menggembung dari kedua varietas lainya. Jahe ini dapat di komsumsi baik pada saat berumur muda maupun tua, Baik sebagai jahe segar maupun jahe Olahan.
2. Jahe Putih Atau Jahe Emprit : Ruasnya kecil agag rata sampai agak sedikit menggembung, Jahe ini selalu di panen setelah berumur tua, Dan kandungan minyak atsirinya lebih besar dari pada jahe gajah tersebut di atas. sehingga rasanya lebih pedas di samping seratnya tinggi, Dan jahe ini cocok untuk ramuan Obat-obatan atau untuk diekstrak oleoresin dan minyak Atsirinya.
3. Jahe Merah : Rimpang berwarna merah dan lebih kecil dari pada jahe Emprit, Jahe merah ini selalu di panen setelah tua, Dan juga memiliki kandungan minyak atsiri yang sama dengan jahe kecil, sehingga cocok untuk ramuan Obat-obatan.
Manfaat Tanaman Jahe
Rimpang jahe bisa di gunakan sebagai bumbu masak, Pemberi aroma dan rasa pada makanan seperti Roti, Kue, Biskuit, Kembang gula dan berbagai Minuman. Jahe juga dapat di pergunakan pada industri obat Minyak wangi, Industri jamu tradisional. Diolah menjadi jahe Instan, Asinan jahe, di buat menjadi acar, Lalap, Bandrek, sekoteng dan juga sirup. Dewasa ini para petani cabe menggunakan jahe sebagai pestisida alami.
Dalam perdagangan jahe di jual dalam bentuk segar, kering, jahe bubuk dan awetan jahe. Di samping dari itu terdapat hasil olahan jahe seperti, Minyak astiri dan koresin yang di peroleh dengan cara penyulingan yang berguna sebagai bahan pencampur dalam minuman beralkohol, Es krim, Dan campuran sosis juga sebagainya.
Adapun manfaat secara pharmakologi antara lainya adalah, sebagai karminatif atau (Peluruh kentut), Anti muntah, Pereda kejang, Anti pengerasan pembuluh darah, Peluruh keringat, Anti inflamasi, Anti mikroba, Parasit, Anti piretik, Anti rematik, Dan merangsang pengeluaran getah lambung dan getah Empedu.
Sentra Budidaya Jahe
Terdapat di seluruh indonesia di tanam di kebun juga di pekarangan. Pada saat ini jahe telah banyak di budidayakan di negara Australia, Srilangka, Cina, Mesir, Yunani, India, Termasuk Indonesia, Jamaika, Jepang, Meksiko, Nigeria, Dan Pakistan. Jahe dari Jamaika mempunyai Kualitas yang tertinggi, Sedangkan di India merupakan negara produsen jahe Terbesar. Yaitu lebih dari 50% dari total produksi jahe di dunia.
Syarat Tumbuh Tanaman Jahe
1. Iklim : Tanah jahe membutuhkan curah hujan relatif tinggi, Yaitu antara 2.500-4.000 mm/tahun. Dan pada umur 2,5 hingga 7 bulan atau lebih tanaman jahe memerlukan intensitas cahaya matahari 70-100% dengan kata lain penanaman jahe sebaiknya di lakukan di tempat terbuka sehingga mendapat sinar matahari di sepanjang hari. Dan suhu udara optimum budidaya tanaman jahe antara 20-35 oC.
2. Tanah : Tanaman jahe paling cocok di tanam pada tanah yang subur, Gembur dan banyak mengandung humus. Kemudian tekstur tanah yang baik adalah lempung berpasir, Liat berpasir dan tanah laterik. Tanaman jahe bisa tumbuh keasaman tanah (pH) sekitar 4,3-7,4. Tetapi keasaman tanah (pH) optimum untuk jahe gajah adalah 6,8-7,0.
3. Ketinggian Tempat : Jhe tumbuh baik di daerah tropis dan subtropis dengan ketinggian 0-2.000 m dpl. di negara Indonesia pada umumnya di tanam pada ketinggian 200-600 m dpl.
Pedoman Cara Menanam Jahe
Lima Tips Pembibitan.
1. Persyartan Bibit Jahe : Bibit berkualitas adalah bibit yang memenuhi syarat mutu genetik,Mutu fisiologik (Persentase tumbuh tinggi) Dan mutu fisik. Mutu fisik adalah bibit bebas hama dan penyakit. Kemudian rimpang untuk di jadikan benih sebaiknya mempunyai 2-3 bekal mata tunas dengan bobot sekitar 25-60 g untuk jahe putih besar. 20-40 g untuk jahe putih kecil dan jahe merah. Dan kebutuhab jahe per ha untuk jahe putih besar (Panen tua) membutuhkan benih 2-3 ton/ha dan 5 ton/ha untuk jahe putih besar panen muda. Sedangkan jahe merah dan jahe emprit 1-1,5 ton.
2. Teknik Penyemaian Bibit : Untuk mendapatkan pertumbuhan tanaman seragam, Bibit jangan langsung di tanam, Sebaiknya terlebih dahulu di kecambahkan. Dan penyemaian bibit dapat di lakukan dengan peti kayu atau di taruh di atas Bedengan.
3. Penyemaian Pada Peti Kayu : Rimpang jahe yang baru di panen di jemur sementara (Tidak Sampai Kering) Kemudian di simpan sekitar 1-1,5 bulan, Dan patahkan rimpang tersebut dengan tangan di mana setiap potongan memiliki 3-5 mata tunas, Dan di jemur ulang 1/2-1 hari.
Kemudian potongan bakal bibit tersebut di kemas ke dalam karung beranyaman jarang, Lalu di celupkan kedalam larutan fungisida dan zat pengatur tumbuh sekitar 1 menit, kemudian di keringkan. Setelah itu di masukkan kedalam peti kayu. Lakukan cara penyemaian dengan peti kayu seperti sebagai berikut pada bagian dasar peti kayu di letakkan bakal bibit selapis. Kemudian di atasnya di beri Abu gosok atau sekam padi. Setelah 2-4 minggu, Bibit jahe siap di semai.
4. Penyemaian Pada Bedengan : Buat rumah penyemaian sederhana yang berukuran 10 x 8 m untuk menanam bibit 1 ton (Kebutuhan jahe gajah seluas 1 ha). Dan buat bedengan dari tumpukan dari jerami setebal 10 cm. Kemudian rimpang bakal bibit di susun pada bedengan jerami, Lalu di tutup dengan jerami tersebut. Kemudian diatasnya di beri rimpang tutup dengan jerami, Demikian seterusnya. Sehingga di dapatkan 4 susunan lapis rimpang dengan bagian atas berupa jerami. Perawatan bibit pada bedengan dapat di lakukan dengan penyiraman setiap hari dan sesekali di semprot dengan fungisida. Dan setelah 2 minggu yang biasanya rimpang telah bertunas. Bibit yang telah bertunas di pilih agar tidak terbawa bibit yang berkualitas rendah. Bibit hasil seleksi tersebut di patah-patahkan dengan tangan, Dan setiap potongan memiliki 3-5 mata tunas dan beratnya mencapai 40-60 gram.
5. Penyiapan bibit : Sebelum di tanam bibit harus di bebaskan dari ancaman penyakit dengan dengan cara bibit tersebut di masukkan kedalam karung dan di celupkan kedalam larutan fungisida sekitar 8 Jam. Kemudian bibit di jemur sekitar 2-4 Jam. Jika telah sekesai bibit siap di tanam.
Persiapan Lahan Budidaya Jahe
Pembukaan Lahan : Pengolahan tanah diawali dengan dengan di bajak sedalam kurang lebih dari 30 cm dengan bertujuan untuk mendapatkan kondisi tanah yang gembur atau remah dan membersihkan tanaman penggangu. Setelah itu tanah di biarkan selama 2-4 minggu Agr Gas-gas beracun menguap, serta bibt penyakit dan hama akan mati terkena sinar matahari.
Pembentukan Bedengan Dan Pemupukan Dasar : Untuk memudahkan pemeliharaan sekaligus untuk mencegah terjadinya genangan air. Sebaiknya tanah diolah menjadi Bedengan-bedengan dengan ukuran setinggi 20-30 cm, Dan lebar 80-100 cm. Sedangkan panjangya di sesuaikan dengan kondisi lahan. Penanaman jahe dengan sistem bedengan juga bertujuan untuk memudahkan serangan patogen. Karena kelembaban tanah dapat di jaga dengan membuat Parit-parit.
Kemudian pemupukan dasar di berikan bersamaan dengan pembuatan bedengan menggunakan pupuk kandang yang telah di fermentasi sebanyak 40 ton/ha dan NPK 15-15-15 sebanyak 1,5 ton/ha. Akan lebih baik apabila di tambahkan dengan agensia hayati seperti (Trichoderma sp) Dan (Gliocladium sp) Untuk mencegah serangan bakteri maupun cendawan patogen. Kemudian pemberian humat dan fulvat akan berfungsi sebagai pembenah tanah. sehingga serapan unsur hara oleh tanaman jahe dapat dioptimalkan.
Pengapuran : Pengapuran di lakukan pada saat pembentukan bedengan, Pada tanah dengan pH rendah, Sebagaian besar Unsur-unsur hala di dalamnya, yang terutama faktor (p) Dan kalsium (Ca) dalam keadaan tidak tersedia atau terikat oleh ion-ion tanah. Kondisi tanah yang masam ini dapat menjadi media perkembangan beberapa cendawan penyebab penyakit fusarium sp dan fythium sp. Pengapuran juga berfungsi menambah unsur kalsium yang sangat di perlukan tanaman untuk mengeraskan bagian tanaman yang berkayu. Merangsang pembentukan Bulu-bulu akar. Dan mempertebal dinding sel buah dan merangsang pembentukan biji.
Teknik Budidaya Jahe
Penentuan Pola Tanaman : Pembudidayaan jahe secara monokultur pada suatu daerah tertentu memang di nilai cukup rasional, Karena mampu memberikan produksi tinggi. Namun pada daerah, Pembudidayaan jahe secara monokultur kurang dapat di terima karena selalu menimbulkan kerugian. Penanaman jahe secara tumpangsari dengan tanaman lain mempunyai keuntungan-keuntungan sebagai berikut di bawah ini :
1. Mengurangi kerugian yang disebabkan naik turunya harga.
2. Menekan biaya kerja, Seperti : Tenaga kerja pemeliharaan tanaman.
3. Meningkatkan produktivitas lahan.
4. Memperbaiki sifat fisik dan mengawetkan tanah akibat rendahnya pertumbuhan gulma (Tanaman Pengganggu).
Praktek lapangan ada jahe yang di tumpangsarikan dengan sayur-sayuran, Seperti : Timun Bawang merah, Cabe rawit, Buncis dan lain sebagainya. Dan ada juga yang di tumpangsarikan dengan palawija, Seperti jagung, Kacang tanah, dan juga beberapa Kacang-kacangan yang painya.
Pembuatan lubang tanam : Untuk menghindari pertumbuhan jahe yang buruk dan jelek, Karena kondisi air tanah yang buruk. Maka sebaiknya tanah diolah menjadi Bedeng-bedengan. Kemudian buat Lubang-lubang kecil atau alaur sedalam 3-7,5 cm, Untuk menanam Bibit.
Cara Menanam Jahe : Cara menanam jahe di lakukan dengan cara melekatkan bibit rimpang secara rebah kedalam lubang tanam atau alur yang telah di persiapkan. Dan jarak tanam yang di pergunakan untuk penanaman jahe putih besar yang di panen tua adalah 80 cm x 40 cm, Atau 60 cm x 40 cm. Jahe putih kecil dan jahe merah 60 cm x 40 cm.
Perioda Tanam : Penanaman jahe sebaiknya di lakukan pada awal musim hujan sekitar bulan september dan oktober. Hal seperti ini di mungkinkan karena tanaman muda akan membutuhkan air yang cukup banyak untuk pertumbuhanya.
Pemeliharaan Tanaman Jahe
1. Penyulaman Pada Budidaya Jahe : Penyulaman di lakukan pada umur 2-3 minggu setelah tanam
2. Penyiangan Pada Budidaya Jahe : Penyiangan pertama di lakukan ketika tanaman jahe berumur 2-4 minggu, Kemudian di lanjutkan 3-6 minggu sekali. Dan tergantung pada kondisi tanaman pengganggu yang tumbuh pada tanaman jahe tersebut. Namun setelah jahe berumur 6-7 bulan sebaiknya tidak perlu di lakukan penyiangan lagi. Karena pada umur tersebut rimpangnya mulai tumbuh membesar.
3. Pembubunan Pada Budidaya Jahe : Tanaman jahe memerlukan tanah yang peredaran udara dan air dapat berjalan dengan baik, Maka tanah haruslah di gemburkan. Di samping dari itu tujuan pembubunan untuk menimbun rimpang jahe yang terkadang muncul keatas permukaan tanah, Apabila tanaman jahe masih muda.
Kemudian tanah cukup di cangkul tipis di sekeliling rumpun dengan jarak kurang lebih 30 cm. Pertamakali di lakukan pembubunan pada waktu tanaman jahe berbentuk rumpun yang terdiri atas 3-5 Anakan. Dan pada umumnya pembubunan di lakukan 2-3 kali selama umur tanaman jahe. Namun tergantung kepada kondisi tanah dan Banyaknya turun air hujan.
Pemupukan Susulan Pada Budidaya Jahe : Tanaman jahe merupakan tanaman yang berumur panjang jika di bandingkan dengan tanaman cabe dan tomat, Pada dasarnya pupuk dasar yang di berikan telah mencukupi untuk menopang pertumbuhan tanaman jahe tersebut. Akan tetapi dalam budidaya jahe secara intensif perlu di lakukan upaya untuk meningkatkan hasil produksi yang Signifikan.
Oleh karena itu pupuk susulan perlu di berikan pada saat tanaman jahe berumur 2-3 bulan dan 4-6 bulan dan 8-10 bulan dengan menggunakan pupuk NPK 15-15-15 dengan dosis 20 gram per tanaman, Dan di tambah dengan pembenah tanah. Seperti asam humat dan asam fulvat untuk membantu serapan unsur hara oleh akar, Sehingga pertumbuhan tanaman dapat Optimal.
Pengairan Dan Penyiraman Pada Budidaya Jahe : Tanaman jahe tidak memerlukan air yang terlalu banyak untuk pertumbuhanya. Akan tetapi pada awal pertumbuhanya tanaman jahe membutuhkan air yang Cukup. Sehingga pada saat memulai budidaya jahe di usahakan penanaman pada awal bulan September di musim hujan.
Sekian terimakasih karena anda telah menyimak dan membaca artikel Tips Terbaik Budidaya Jahe tersebut, Semoga banyak manfaatnya untuk anda tentunya pengunjung saya http://sabdaalamnusantara.blogspot.com/2013/08/tips-terbaik-budidaya-jahe.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar